Minggu, 06 Maret 2016

Bila Cinta Sudah Terbelah Episode 4


Beberapa saya absen untuk melanjutkan Kisah ini, baik lah Agan diseluruh pelosok Tanah air, kisah tentang kisah nyata  "Bila Cinta Sudah Terbelah" akan saya lanjutkan.

Pada Kisah yang lalu Tedy mengajak Mery untuk pergi ke suatu tempat, diamana Tedy mengutarakan keinginannya kepada Mery agar dia bisa menyelesaikan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Semarang.

Tedy meminta Mery untuk membantunya karena kesulitan biaya untuk menyelesaikan skripsi akhir untuk meraih gelar sarjana.Tedy memberi kayakinan pada Mery nahwa usai menyelesaikan kuliahnya dia akan menikahi Mery.

Bujuk rayu Tedy ternyata mampu meluluhkan hati Mery, dia siap berkorban untuk kekasih yang dicintainya. Dalam hati Mery, aumbu pa yang selama ini menjadi impiannya akan segera menjadi sebuah kenyataan, dirinya akan menjadi nyonya Tedy. Senyumnya tersungging saat khayalannya melambung tinggi.
"Baik mas Tedy, aku siap untuk membantu kamu. Demi cintaku apapun akan aku lakukan untukmu,mas," ujar Mery.
"Mer, terima kasih atas bantuanmu. Aku tak akan melupakan pengorbananmu bila aku telah lulus kuliah nanti."
"Aku sangat berharap kalau kamu akan menjadi suamiku," ujar Mery lirih.
"Sekali lagi aku pastikan , hanya kamu wanita yang paling aku cintai," cumbu Tedy.
"Jadi apa yang harus aku lakukan,Mas?"
"Aku akan mengenalkanmu dengan seorang pengusaha yang akan memberikan bantuan biaya kuliahku," ujar Tedy.
"Mengenalkan aku dengan seorang pengusaha?" Mery bingung dengan pernyataan Tedy.
"Dia seorang lelaki paruh baya. Pengusaha besar dari Kota Semarang, orangnya baik dan suka membantu," tutur Tedy.
"Mengapa kamu mengenalkan aku dengan lelaki pengusaha itu,Mas?"
"Aku harus meyakinkan pengusaha itu kalau aku telah memiliki calon istri dan siap untuk membantu melunasi pinjaman biaya kuliah kepada pengusha itu,Mer."
"Tapi....aku kan masih sekolah. Bagaimana aku bisa membantu kamu untuk melunasi hutang-hutangmu kepada pengusaha itu?"
"Setelah kita menikah nanti, kamu akan bekerja diperusahaannya. Selama kamu bekerja diperusahaannya maka gajimu akan dipotong sebagian untuk membayar pinjamanku. Ayolah Mer, tadi kamu kan sudah sanggup untuk membantuku mencarikan biaya kuliahku?!"
"Dimana aku harus menemui pengusaha itu ,Mas Tedy?"
"Kamu ikut aku , pengusha itu telah menunggu di sebuah hotel tak jauh dari sini. Ayo Mer, jangan kelamaan dia menunggu kedatangan kita," ajak tedy sambil menstarter motornya.

Tedy dan Mery berangkat menuju sebuah hotel yang cukup mewah, mereka langsung memasuki lobby hotel. Sejenak Tedy mengeluarkan hand phone dari saku celananya dan kemudian dia nampaknya menelpon sesorang.

Di telpon Tedy nampak bicara sangat serius dengan seorang lelaki yang tidak pernah dikenal Mery, namun sesekali dia nampak tertawa. Usai menelpon Tedy menghampiri Mery, lalu mengajaknya naik ke lift .
Tedy dan Mery turun di lantai enam dan berjalan dalam lorong mencari kamar hotel yang dihuni oleh pengusaha dari Semarang yang akan membantu biaya kuliah Tedy.

Tedy mengetuk serbuah pintu kamar yang berada diujung lonrong lantai enam hotel tersebut, seorang lelaki paruh baya membuka pintu dan menjulurkan kepalaanya keluar untuk mencari orang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Hei, Ted. Cukup lama aku menunggu, aku kira gak jadi minta bantuanku?" ujar lelaki paruh baya tadi.
"Jadi donk Om, Aku kan lagi butuh biaya kuliah, tinggal selangkah lagi masak harus gagal gara-gara gak ada biaya," ujar Tedy meyakinkan lelaki paruh baya tadi.
"Ake, ayo masuk dulu. Eh, ini siapa Ted?" tanya lelaki paruh baya tadi sembari memandandangi Mery dari ujung kepala sanpai ujung kaki.
"Ooh, ya dia Mery pacarku  Om. Dia ini yang akan membantu Om untuk menjadi skretaris pribadi Om Yon selama masih ada kegiatan di kota ini," ujar Tedy.
"Ooo, ya..ya...ayo masuk, masuk," ujar  lelaki yang dipanggil Om Yon .

Tedy, Mery dan Om Yon berbincang- bincang di kamar, mereka nampak semakin akrab. Tawa canda berbaur dalam suasana gembira. Mery memang tak canggung lagi bercakap-cakap dengan Om Yon seorang pengusaha dari Semarang yang baru dikenalnya. Om Yon nampak  menyukai Mery yang cepat akrab dan nampak manja sebagaimana  umumnya para ABG.

Akhirnya Tedy minta pamit, sementara Mery ditinggalkan bersama dengan Om Yon di kamar, alasannya agar Mery mulai belajar menjadi sekretaris mengurus kepentingan Om Yon selama dikota itu. Mery sama sekali tak protes dengan ide gilanya si Tedy, bahkan dengan senang hati dia nampak menyetujui ide tersebut.

Oke Gan......nanti kita sambung lagi pada episode berikutnya !!!